Terbukti Bikin Uang

08 Juli 2009

Rasa Aman tapi Tidak Bebas

Hai, sobatku...

Apa kabar?

Okay, kita telah mengerti mengapa hanya sedikit orang kaya di dunia ini (hanya 5% dari seluruh populasi dunia), apa yang membedakan mereka dengan kebanyakan orang (95% populasi dunia), dan mengapa kita harus masuk ke kelompok elite 5% tersebut.

Saya harap, Anda sepakat dengan saya -kecuali kalau Anda memiliki talenta luar biasa seperti Michael Schumacher, Tiger Wood, David Beckham, The Beatles, The Rolling Stones, The Bee Gees, dll (well.. after their "golden time", some sportsmen and very popular artist are in financial troubles, too,! Does Mike Tyson, Whitney Houston, and even Michael Jackson rings the bell?)- bahwa kita tidak punya pilihan lain selain kita harus mandiri, memiliki usaha sendiri, untuk menikmati hidup yang lebih menyenangkan, membahagiakan, dan bernilai.

Sayangnya, kebanyakan orang, masih berfikir bahwa mendapatkan pekerjaan tetap dan bergaji tetap, dapat menjamin keamanan hidup mereka. Namun pada kenyataannya, mereka terjebak dalam rutinitas dan lingkaran masalah finansial dan sosial yang tidak pernah dapat diselesaikan.

Karena itu lah, orang yang memiliki banyak keamanan, akan memiliki sedikit kebebasan. Lihat orang yang berada di penjara sebagai contohnya! Sangat "aman", tapi tidak bebas!

Jika Anda mencari dan bekerja untuk mencapai kebebasan, maka secara jujur harus saya sampaikan bahwa Anda harus masuk ke kelompok orang yang memiliki usaha sendiri. Jika tidak, dan Anda merasa cukup bahagia dengan kondisi "keamanan" yang Anda miliki sekarang, maka saya beranikan diri untuk meminta Anda berfikir sekali lagi!
"Seberapa Besar Keyakinan Anda,

Bahwa Kualitas Hidup Anda Tetap Terus Meningkat Sepanjang Hidup Anda?"
"Okay, saya mengerti sekarang, bisnis apa nih yang cocok, menguntungkan, dan menjamin hidup saya dan keluarga saya?"

Menurut para pakar bisnis dan penasehat keuangan (David Bach, DR. James Chia - Ong Hock Siew), ada 4 (empat) faktor, atau juga dikenal dengan istilah the 4-i dari sebuah bisnis (sebagai aset!) yang sempurna:

Investment - Bisnis yang Anda lakukan, harus memiliki faktor Investasi yang diperlukan, baik berupa uang, waktu, tenaga, dan pikiran. Karena dengan komponen itu lah Anda selanjutnya dapat melakukan leverage. Anda me-leverage uang Anda, waktu Anda, tenaga Anda, dan pikiran Anda, untuk keuntungan Anda.

Income - Bisnis yang Anda lakukan, harus menghasilkan income untuk Anda! Tentu saja yaa..., ngapain bisnis kalo gak menghasilkan income! Cukup jelas ya! Tapi income seperti apa? Tentu saja income yang tidak terbatas jumlah-nya.

Insurance - Bisnis yang Anda lakukan, harus dapat memberikan insurance untuk Anda. Artinya, Anda memilih untuk bekerja atau tidak -tentu saja setelah mencapai masa stabil tertentu-, bisnis Anda akan selalu menghasilkan uang untuk Anda.

Inheritance - Bisnis (aset) yang dapat secara langsung di-wariskan ke anak, cucu, keponakan, yayasan sosial, atau siapapun juga, tanpa perduli dengan minat atau keahlian mereka. Jika Anda adalah seorang pemilik bisnis komputer; apakah Anda yakin bahwa anak Anda nanti mau meneruskan usaha Anda? Apakah anak Anda memiliki ketertarikan dan bersedia dilatih untuk menggantikan Anda? Bagaimana kalau anak Anda memiliki interest dibidang lain? Apa yang akan terjadi dengan bisnis yang sudah Anda bangun?

Jika Anda sekarang menjalankan bisnis sendiri, dan Anda melihat bisnis Anda memiliki faktor 4-i diatas, maka mungkin Anda tidak memerlukan rahasia-rahasia saya selanjutnya. Selamat untuk Anda, dan saya akan terbuka jika Anda bersedia untuk berbagi cerita dengan saya.

Jika Tidak, Anda pun dapat menghubungi saya, dan berdiskusi lebih lanjut, untuk melihat sebuah bisnis yang memiliki ke-4 faktor "i" tersebut!

"Atau Anda Mau Mempelajari
Bisnis Tersebut Sendiri??"

"Email Saya Di b.sulaksono3110@gmail.com, Perkenalkan Diri Anda Dengan Sewajarnya (Nama, Pekerjaan Sekarang, Tempat tinggal, Pengalaman Bisnis, Dlsbnya), Dan Sampaikan kapan kita dapat saling jumpa.

Demikian info ini, sobatku..
Senang dapat terus berbagi dengan Anda,

Bambang Sulaksono,S.AB
Mobile: 02194862406

Kelompok 95% atau 5%. Pilih mana ?

Assalamualaikum Wr Wbr…

Hi! Sobatku…, bagaimana kabar hari ini?
Data statistik dari pemerintah Amerika Serikat, yang saya kutip dari buku "Rich Dad Poor Dad" (Robert T. Kiyosaki), menyadarkan saya akan kenyataan hidup yang kurang menyenangkan;

Pada usia 65 tahun, dari 100 orang:
36% - Meninggal Dunia
54% - Bangkrut
5% - Tetap Harus Bekerja
4% - Berkecukupan
1% - Makmur Sejahtera

Lihat disekeliling Anda. Apakah data statistik tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada? Ya, demikianlah kenyataannya. Tak jarang kita jumpai, seseorang yang pada masa produktif demikian hebatnya, baik secara finansial dan mental, mengalami depresi dan masalah finansial pada saat pensiun. Istilah "post power syndrome" seolah sudah menjadi hal yang lumrah, dan menimpa hampir semua orang dimasa pensiunnya.

Jadi, problemnya tidak hanya secara finansial, tapi juga mental. Apapun jabatan dan pekerjaan Anda saat ini, akan tiba saatnya bagi Anda untuk pensiun. Sesuatu yang tidak dapat kita hindari. Yang harus menjadi perhatian Anda adalah, kehidupan seperti apa yang Anda inginkan pada masa pensiun Anda?

Data statistik tersebut juga mengungkapkan kenyataan bahwa hanya 1% orang pada usia 65 tahun yang hidup makmur dan sejahtera, dan hanya 4% yang hidup berkecukupan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hanya 5% orang yang hidup dalam kondisi yang menyenangkan di masa pensiunnya.
Terus, apa yang terjadi dengan 95% orang lainnya??? Mereka menderita! Struggling! Mentally and Financially! And then, died...
Kemudian, ada data statistik lain, yang juga seiring sejalan dengan data statistik diatas;

"Bahwa 95% orang didunia ini,
hanya memiliki 5% dari potensi kekayaan dunia. Dan, hanya 5% orang didunia ini
yang memiliki 95% dari potensi kekayaan dunia!"

Jadi, dari kedua data statistik diatas, dapat disimpulkan bahwa ada 2 kelompok manusia didunia ini;

"Kelompok 95% Dan Kelompok 5%"

Kelompok 95% - Dari angka-nya saja, dapat disimpulkan bahwa kelompok ini me-representasikan mayoritas orang didunia. 95% orang yang Anda temui sehari-hari adalah orang dari kelompok ini. Mereka adalah karyawan, buruh, pengacara, dokter, praktisi, tukang ledeng, tukang kayu, olahragawan, seniman, pemilik bisnis kecil, dlsbnya.

Ciri-ciri yang nyata dari kelompok ini adalah mereka bekerja untuk uang! Mereka menukarkan waktu-tenaga-pikiran untuk uang. Dan menghasilkan pendapatan yang terbatas.

Anda tahu kenapa?

Jawabannya sederhana dan logis; karena semua orang didunia ini hanya memiliki 24 jam dalam satu hari.

Kelompok 5% - Ya, hanya 5% orang didunia yang masuk dalam kelompok elite ini! Siapa mereka? Mereka adalah para pemilik bisnis besar dan investor.

Apa yang membedakan mereka dengan kita?

Maaf kalau jawabannya agak mengganggu Anda, tapi ini adalah bagian dan kenyataan penting yang harus Anda ketahui;

"mereka menggunakan waktu-tenaga-pikiran-uang
orang-orang di Kelompok 95%,
untuk menghasilkan uang bagi mereka!
mereka menggunakan uang untuk menghasilkan uang bagi mereka"

Think about that! Bagaimana mungkin mereka bisa memiliki 95% kekayaan dunia dengan hanya memiliki waktu yang sama dengan kita (24 jam dalam 1 hari!)?

"Mereka Melakukan Sesuatu Yang
Dikenal Dengan Istilah 'Leverage';
Yaitu Memanfaatkan Waktu-Tenaga-
Pikiran -Bahkan Uang- Orang Lain
Untuk Menghasilkan Uang!"

"Atau Dengan Definisi Lain, Leverage Diartikan Sebagai Sebuah Kemampuan Untuk Menghasilkan Sebanyak-banyaknya, Dengan Usaha Yang Sekecil-kecilnya"

Jadi jelas, mereka memiliki dan melakukan "Leverage", sementara Kelompok 95% tidak. Mereka bekerja secara cerdas dan efisien (Work Smart) sementara kebanyakan orang bekerja keras (Work Hard).

Dan jelas pula kenapa lebih banyak orang yang sedang-sedang saja atau miskin, sementara hanya sedikit saja orang kaya di dunia ini.

Lantas, bagaimana caranya untuk bekerja secara cerdas dan cermat? Bagaimana caranya untuk pindah ke kelompok elite 5%? Apakah pekerjaan yang Anda miliki sekarang sudah Anda lakukan secara cerdas dan cermat? Apakah ada prinsip leverage-nya? Apakah leverage-nya sempurna?

"Mungkin Anda Ingin Bertanya Langsung
Ke Saya? Hubungi di 021-94862406 atau Email Ke b.sulaksono3110@gmail.com "

Mudah-mudahan tulisan ini ada manfaatnya untuk Anda, dan dapat membuka pikiran/wawasan Anda bahwa kenyataan yang ada di-dunia ini tidak-lah seindah yang kita bayangkan. Namun, selalu ada cara untuk pindah kelompok, dari 95% ke 5%.

Sebagai penutup edisi kali ini, izinkan lah saya berbagi sebuah kata bijak;

"Siapa Anda hari ini, adalah murni hasil
dari apa yang Anda putuskan/lakukan
5-10 tahun yang lalu.
Siapa Anda 5-10 tahun kedepan;
adalah apa yang Anda
putuskan/ akan lakukan saat ini!"

Udah dulu yaa..., sampai nanti, sobat..

Mengapa si miskin makin miskin?




Hai sobatku…

Apa kabar? Senang sekali mengetahui Anda mengunjungi blog saya ini. Jujur saat ini saya masih belajar menulis di blog. Mohon saran dan isi komentar untuk postingan ini ya. Terima kasih lho sebelumnya.

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi sebuah rahasia, yang sudah menjadi pertanyaan orang banyak.

Kita sering mendengar istilah; "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin", dan baru-baru ini mulai sering kita dengar pernyataan berikut; "kalangan kelas menengah menjadi miskin".

Kalangan kelas menengah di negara-negara maju, semakin hari semakin sedikit. Di negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, dll, Anda hanya memiliki dua pilihan, menjadi kaya atau miskin.

Mengapa demikian?

"Dikelompok Mana Anda Berada?"

Okay, mari kita lihat dulu, apa yang membedakan antara orang kaya, orang kelas menengah, dan orang miskin, dalam konteks ekonomi dan keuangannya.

Pada umumnya, semua orang; kaya, menengah, ataupun miskin, memiliki "income" (pendapatan, penghasilan), "expense" (pengeluaran), "asset" (sesuatu yang menghasilkan pendapatan), dan "liability" (hutang, beban).

"Yang Membedakan Mereka Adalah
Cara Mereka Mengelola Income,
Ekspens, Aset, Dan Liability-nya"

Orang Miskin - menggunakan income mereka (yang biasanya terbatas atau kurang), untuk memenuhi kebutuhan mendasar (primer) hidup mereka (ekspens). Terkadang, mereka harus berhutang (liability) kiri-kanan untuk sekedar memenuhi kebutuhan primer tersebut.
Demikian seterusnya, dari bulan ke bulan, mereka menggunakan income dan liability untuk memenuhi kebutuhan mendasar hidup mereka. Makanya, istilah "gali lobang tutup lobang" menjadi istilah yang akrab ditelinga dan hati mereka.

Bagaimana dengan aset? Oh, jangan tanyakan hal ini sahabatku, mereka pada umumnya tidak memiliki modal finansial untuk memiliki aset. Yang bisa mereka lakukan hanya bekerja lebih keras dan lebih lama untuk meningkatkan nilai income mereka dan atau menggunakan liability. Makanya, jangan heran, kalo orang miskin akan terus menjadi miskin (atau tambah miskin).

Orang Kelas Menengah - Saya tidak memiliki literatur yang bisa memastikan hal ini, namun menurut pengelihatan saya, Kalangan Kelas Menengah adalah kalangan yang paling banyak berada di kota-kota besar di Indonesia. Mungkin Anda berada pada kelompok ini? Mari kita lihat...

Menurut saya, orang kalangan kelas menengah adalah orang-orang yang berada pada posisi yang paling mengerikan. Mereka selalu memiliki peluang besar untuk menjadi orang miskin, tapi sedikit peluang untuk menjadi kaya!

Mengapa demikian?

Sederhana saja, orang-orang di kelas ini, memiliki income yang tidak sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan primer mereka. Income mereka sudah memungkinkan mereka untuk mulai berfikir memenuhi kebutuhan sekunder (mobil, motor, televisi teknologi terbaru, lemari es, rumah yang lebih besar, dlsbnya).

Celakanya, income yang mereka miliki belum memungkinkan mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara cash! Sehingga yang terjadi adalah mereka melakukan kredit, yang berarti liability untuk mereka!

Pihak mana yang diuntungkan? Tentu saja pihak Bank dan lembaga pemberi kredit. Bagi Bank dan pemberi kredit, liability untuk nasabah berarti aset untuk mereka!
Tentu saja, jika semuanya berjalan seperti yang diharapkan, liability tersebut lama kelamaan akan menjadi semakin kecil. Namun, sudah menjadi sifat manusia untuk selalu merasa tidak puas. Selesai kredit motor, mereka akan memulai menciptakan liability baru dengan membeli mobil, dstnya.

"Jika Sesuatu Yang Buruk Terjadi
Pada Mereka (Di-PHK, Sakit Yang Berkepanjangan, Cacat, Dlsbnya),Sehingga Mereka Tidak Dapat Menghasilkan Income Lagi, maka Segala Liability Itu Akan Menjadi Beban Tak Terkirakan, Dan Dapat Membuat Mereka Jatuh Miskin!"

Orang Kaya - Ini bagian yang paling uenak nulisnya.. heheheheh...

Orang kaya cenderung untuk selalui memiliki aset. Mengapa demikian? Karena mereka mengerti bahwa hanya dengan memiliki aset lah mereka dapat mempertahankan kekayaan dan bahkan meningkatkan kekayaan mereka.

Mereka menggunakan income mereka untuk membeli aset, yang akan menghasilkan sumber income yang lain untuk mereka.

Mereka menggunakan liability untuk membeli/memiliki aset, yang akan menghasilkan sumber income yang lain lagi untuk mereka.

Anda lihat betapa cerdas-nya mereka? Anda mengerti sekarang bagaimana orang kaya menjadi semakin kaya?

Jika Anda merasa bukan golongan orang pada kelompok ini, jangan berkecil hati. Anda sudah mengerti apa yang harus Anda lakukan, bukan? Ya, miliki aset segera!

Aset seperti apa?

Jangan segan-segan untuk menghubungi saya, mari sama-sama kita diskusikan bagaimana caranya Anda bisa memiliki aset dan mengurangi segala liability yang Anda miliki sekarang!

Disamping faktor-faktor "teknis" tersebut, ada rahasia lain yang paling menentukan tentang apa yang membedakan antara orang kaya dan orang miskin. Yaitu, 'Cetak-Biru' Dan 'Pola-Pikir' Mereka!

Sampai nanti..., sobatku
Salam untuk keluarga di rumah,

Bambang Sulaksono,S.AB
Mobile: 02194862406